Aku, Manusia Tanpa Ekspresi

Satria Adhika Nur Ilham
1 min readAug 6, 2024

--

Belakangan ini, pertanyaan tersebut sering muncul di kepalaku. Entahlah, aku bingung. Aku selalu bertanya, kenapa? kenapa? kenapa?

Aku juga bingung, kenapa setiap kali aku mencoba bersosialisasi dan berinteraksi, aku mendadak tak bisa mengeluarkan respon natural? Seperti antusias, penasaran, atau pun ekspresi lainnya. Seakan wajahku tak bisa berekspresi, hanya menjawab datar dengan perasaan gemetar.

Mengapa aku selalu takut sendiri, tetapi aku tak bisa banyak berbicara di tengah keramaian? Aku suka keramaian, tapi aku hanya mampu menjadi pendengar. Bahkan, untuk sekedar menceritakan keseharianku saja aku sering kerepotan, bingung menyusun kata, hingga membuat orang yang mendengar langsung kehilangan minatnya.

Itulah aku, si manusia tanpa ekspresi. Manusia yang ketika sendiri mampu berdansa, bernyanyi, dan berakting di depan kaca. Tatkala ia dihadapkan pada manusia nyata, ia hanya mampu menatap mereka, sembari berusaha memperbudak dirinya sendiri agar dapat menjadi sosok yang terbaik di hadapan orang lain. Apa jangan-jangan pelaku dari semua ini adalah rasa anxiety yang berlebihan? Bisa jadi.

Aku tidak bisa mengandalkan orang-lain atas ketakutan yang selalu aku alami, tapi aku juga tidak mampu mengandalkan diriku sendiri. Lantas, kemana diriku harus bersandar?

Aku ingin sekali, merasakan momen bahagia seperti waktu itu lagi, di mana hatiku terasa lega dan bebas, tak ada rasa gelisah.

--

--

Satria Adhika Nur Ilham
Satria Adhika Nur Ilham

Written by Satria Adhika Nur Ilham

Nominee Best in Spesific Interest Kompasiana Awards 2022

No responses yet